Bayangkan ini: kamu punya mobil mewah keluaran terbaru. Tapi bukannya pakai bensin berkualitas, kamu isi tangki mobil itu dengan minyak goreng bekas. “Kan sama-sama cair,” pikirmu. Hasilnya? Mobil tidak jalan, mesinnya berasap, dan akhirnya rusak total.
Lucu ya kalau dibayangkan. Tapi sadar atau tidak, kita sering memperlakukan tubuh kita seperti itu—asal isi tanpa peduli kualitas. Tidak heran metabolisme kita jadi rusak.
Prinsip dasar memperbaiki metabolisme itu sebenarnya sederhana, dan bukan rahasia besar: beri tubuh apa yang benar-benar dibutuhkan. Tubuh kita tidak butuh makanan yang rumit atau penuh bahan kimia. Yang dibutuhkan adalah asupan alami dan pola hidup yang mendukung sistem kerja alaminya.
Sebenarnya, tubuh ini luar biasa canggih, punya sistem yang dirancang untuk memperbaiki dan menjaga dirinya sendiri. Tapi sering kali, kita malah memperlakukan tubuh seperti mobil mewah yang memakai bahan bakar minyak goreng. Kita beri makanan olahan, begadang setiap malam, dan stres tanpa henti. Lalu heran kenapa tubuh “jebol!”
Padahal, memperbaiki metabolisme itu tidak ribet. Prinsipnya sederhana: bantu tubuh kembali ke desain alaminya.
Pertama, mulai dari makan makanan alami. Tubuh kita kenal dengan baik bahan-bahan segar seperti sayur, buah, ikan, daging, tahu, atau tempe. Tapi coba bayangkan kamu makan keripik yang rasa kejunya lebih mirip plastik daripada keju sungguhan. Tubuh bingung—ini makanan atau apa? Mau diproses di mana? Jadi, kalau mau metabolisme bekerja optimal, pilihlah makanan yang tubuhmu kenali sejak dulu kala.
Lalu ada soal ritme tubuh. Tubuh kita ini punya jadwal alami—kapan harus makan, kapan harus bergerak, kapan harus istirahat. Tapi sering kali, kita melawan jam biologis itu. Begadang sampai subuh, makan besar di tengah malam, atau kerja lembur tanpa istirahat. Akibatnya? Tubuh kehilangan ritme, metabolisme jadi kacau.
Dan satu hal lagi yang sering kita lupakan: kurangi beban yang tidak perlu. Tubuh itu ibarat mesin. Kalau terus-menerus dipaksa bekerja di bawah tekanan stres, kurang tidur, atau kebiasaan buruk seperti merokok, lama-lama mesinnya macet. Jangan heran kalau metabolisme berhenti berfungsi sebagaimana mestinya.
Saya pernah cerita ini ke seorang teman yang terobsesi mencoba berbagai jenis diet ekstrem. Dia mendengarkan sambil mengerutkan dahi, lalu bilang, “Jadi cuma makan sehat, tidur cukup, dan hidup tenang? Itu kok kayak terlalu gampang.”
Saya tertawa dan jawab, “Iya, justru karena gampang, orang sering tidak percaya. Padahal yang sederhana itu biasanya yang benar.”
Tubuh kita tidak butuh solusi aneh-aneh. Tidak perlu pil diet atau suplemen mahal. Yang dibutuhkan adalah makan alami, mengikuti ritme tubuh, dan mengurangi beban yang membuatnya kewalahan. Itu saja.
Jadi, kalau tubuhmu akhir-akhir ini terasa “jebol,” coba dengarkan apa yang sebenarnya ia butuhkan. Kembalilah ke pola hidup yang sederhana tapi benar. Percayalah, tubuhmu akan berterima kasih karena ia tahu bagaimana cara memperbaiki dirinya sendiri.
Salam sehat,
Agung Webe