Pola makan yang sehat haruslah membuat tubuh merasa bugar, segar, dan penuh energi. Namun, banyak yang keliru dalam menjalankan pola makan, termasuk Program Laras, sehingga terkadang terjadi keluhan seperti lemas, gemetar, atau jantung berdebar. Padahal, Program Laras bukanlah diet ketat atau metode penurunan berat badan yang membatasi kalori. Fokus Program Laras adalah perbaikan metabolisme dengan memberi tubuh nutrisi yang optimal tanpa menahan lapar, sehingga keluhan-keluhan tersebut seharusnya tidak muncul jika dilakukan dengan benar.
Pentingnya Menghargai Sinyal Tubuh: Lapar adalah Tanda Butuh Energi
Dalam Program Laras, rasa lapar tidak diabaikan atau dilawan. Sebaliknya, rasa lapar dianggap sebagai sinyal penting dari tubuh bahwa ia membutuhkan energi. Menahan lapar bukanlah bagian dari pendekatan Laras, karena kelaparan dapat menyebabkan tubuh kekurangan energi yang sangat penting untuk berfungsi secara optimal. Salah satu prinsip utama dari Program Laras adalah makan kapan saja ketika lapar dan berhenti ketika kenyang. Ini adalah kunci untuk mencegah tubuh kehabisan energi dan mencegah keluhan seperti lemas, gemetar, atau jantung berdebar.
Di era diet ketat, banyak orang cenderung mengabaikan rasa lapar, sering kali untuk alasan penurunan berat badan. Sayangnya, menahan lapar sebenarnya adalah langkah yang bertentangan dengan prinsip Program Laras dan malah berdampak buruk pada kesehatan tubuh, termasuk memperlambat metabolisme. Sinyal lapar adalah tanda alami bahwa tubuh membutuhkan kalori, terutama untuk menjalankan aktivitas fisik dan mendukung kerja organ-organ vital.
Mengapa Menahan Lapar Bisa Mengakibatkan Lemas, Jantung Berdebar, dan Gemetar?
Menahan lapar dalam waktu lama atau melewatkan makan dapat membuat tubuh kehilangan sumber energi utama. Ketika tubuh mengalami kekurangan kalori, ada beberapa reaksi tubuh yang terjadi:
- Penurunan Gula Darah (Hipoglikemia)
Ketika asupan kalori terlalu rendah, kadar gula darah dalam tubuh akan turun. Hal ini terutama terjadi ketika sumber energi utama, seperti karbohidrat, tidak cukup untuk mendukung kebutuhan tubuh. Gula darah yang rendah ini dapat membuat tubuh gemetar, lemas, dan bahkan mengalami keringat dingin. Efek lainnya adalah jantung berdebar, yang terjadi karena tubuh mencoba memompa lebih banyak darah untuk mendistribusikan gula ke sel-sel yang membutuhkan.
- Stres pada Sistem Saraf Otonom
Ketika tubuh dalam kondisi lapar berkepanjangan, sistem saraf otonom (sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh tanpa disadari) akan merespons dengan meningkatkan produksi hormon stres seperti adrenalin. Hormon ini dapat membuat jantung berdebar lebih cepat dan menyebabkan perasaan cemas atau gelisah. Pada dasarnya, tubuh menganggap kondisi kekurangan kalori sebagai ancaman, sehingga hormon-hormon stres diproduksi lebih banyak.
- Penurunan Fungsi Metabolik
Dengan kurangnya kalori, metabolisme tubuh akan melambat karena tubuh mencoba menghemat energi untuk tetap bertahan hidup. Inilah yang membuat tubuh terasa lemas dan energi menjadi sangat minim. Metabolisme yang rendah juga berarti bahwa nutrisi dari makanan tidak diolah dan didistribusikan secara optimal, yang dapat menyebabkan tubuh menjadi semakin rentan terhadap perasaan lelah dan gemetar.
- Dehidrasi
Saat tubuh mengalami kelaparan atau kekurangan kalori, cadangan air dalam tubuh akan cepat habis karena metabolisme yang terganggu. Kekurangan cairan ini bisa menyebabkan dehidrasi yang juga berdampak pada ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Efeknya? Tubuh akan merasa lemas, jantung berdebar, dan keringat dingin bisa muncul akibat kondisi tubuh yang tidak seimbang. - Kenaikan Asam Lambung akibat Produksi Asam yang Tidak Terpakai
Ketika tubuh lapar, lambung akan mulai memproduksi asam lambung sebagai persiapan untuk mencerna makanan yang diharapkan masuk. Namun, jika tidak ada makanan yang masuk ke lambung, asam lambung yang sudah diproduksi ini akan tetap berada di dalam lambung tanpa digunakan, sehingga terjadi penumpukan. Penumpukan asam ini dapat mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan refluks asam atau GERD, di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar atau nyeri di bagian dada.
Program Laras: Memastikan Tubuh Mendapatkan Asupan Kalori yang Cukup
Dalam Program Laras, asupan kalori yang cukup dan seimbang adalah hal yang sangat penting. Tidak ada pembatasan ketat terkait jam makan atau porsi tertentu, karena tubuhlah yang paling tahu kapan dan berapa banyak energi yang dibutuhkan. Berikut adalah panduan yang dianjurkan dalam menjalankan Program Laras agar tubuh tetap bertenaga dan terhindar dari keluhan lemas, gemetar, atau jantung berdebar:
- Tidak Menahan Lapar Di Program Laras, menahan lapar adalah hal yang sebaiknya dihindari. Kapan pun tubuh merasa lapar, itu adalah tanda untuk segera memberikan asupan energi. Jangan takut makan, karena tubuh yang terjaga dengan asupan kalori yang cukup akan merasa lebih bertenaga dan terhindar dari efek samping seperti lemas atau gemetar. Ketika lapar, jangan ragu untuk makan karena itu adalah cara tubuh memberikan sinyal bahwa kalori dibutuhkan.
- Mendapatkan Kalori dari Sumber Protein dan Lemak yang Sehat Dalam Program Laras, asupan kalori didapatkan dari makanan alami tanpa gula tambahan dan pengawet, seperti protein dari ayam, ikan, daging, tahu, tempe, serta lemak sehat dari kacang-kacangan dan alpukat. Selain karbohidrat kompleks dari ubi dan kacang hijau, protein menjadi sumber energi yang penting. Protein membantu tubuh mempertahankan kadar gula darah yang stabil dan membuat tubuh merasa kenyang lebih lama.
- Pola Makan Teratur untuk Mencegah Kekurangan Energi Program Laras memungkinkan makan kapan saja saat lapar, tetapi disarankan tetap menjaga pola makan teratur agar tubuh tidak sampai kekurangan kalori dalam jangka panjang. Dengan makan sesuai kebutuhan, tubuh akan lebih mudah mengelola energi yang masuk dan menjaga keseimbangan metabolisme. Saat tubuh terisi kalori yang cukup, keluhan jantung berdebar, gemetar, atau lemas bisa dihindari.
- Perhatikan Kebutuhan Tubuh Terutama Saat Aktivitas Fisik Tinggi Jika Anda melakukan aktivitas fisik yang tinggi atau memiliki jadwal yang padat, tubuh akan membutuhkan kalori ekstra. Program Laras mendorong peserta untuk memperhatikan kebutuhan tubuh pada saat-saat seperti ini. Tubuh yang aktif tentu membutuhkan energi lebih banyak, dan pola makan Laras yang fleksibel memungkinkan tubuh untuk mendapatkan kalori yang diperlukan saat dibutuhkan.
Program Laras: Bukan untuk Diet, Melainkan Mendukung Vitalitas Tubuh
Program Laras bukanlah diet untuk menurunkan berat badan, melainkan sebuah pendekatan untuk memperbaiki metabolisme. Dengan metabolisme yang sehat, tubuh dapat mengolah makanan dengan efisien, memberi energi yang cukup, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Perasaan lemas, gemetar, atau jantung berdebar bukanlah efek dari Program Laras yang dilakukan dengan tepat, tetapi lebih disebabkan oleh kekurangan kalori atau pola makan yang tidak sesuai kebutuhan tubuh.
Jadi, perhatikan sinyal lapar sebagai tanda tubuh membutuhkan energi, dan berikan asupan kalori yang seimbang untuk menjaga vitalitas. Jangan ragu untuk makan kapan saja saat lapar, dan pastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dari sumber makanan alami. Dengan demikian, Program Laras bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga kesehatan metabolisme tubuh, meningkatkan vitalitas, dan menjadikan tubuh lebih sehat serta penuh energi setiap hari.